LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
JUDUL:
STRATEGI PENGENDALIAN PRODUKSI KERUPUK
MENTAH MENGGUNAKAN PDCA (PLAN,
DO, CHECK, DAN ACTION)
DI
PT. INDO PUTRA HARAPAN SUKSES MAKMUR
KEDIRI
Oleh:
SUHERIANTO 201510210311075 AGRIBISNIS
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH MALANG
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
JUDUL:
STRATEGI PENGENDALIAN
PRODUKSI KERUPUK MENTAH MENGGUNAKAN PDCA (PLAN, DO, CHECK, DAN ACTION)
DI
PT.
INDO PUTRA HARAPAN SUKSES MAKMUR
KEDIRI
Oleh:
SUHERIANTO 201510210311075 AGRIBISNIS
Malang, 17 Agustus 2017
Telah diperiksa dan Disetujui oleh:
Ketua Jurusan Agribisnis Pimpinan
Instansi Dosen
Pembimbig
Ir.Dyah
Erni Widyastuti, MM Sumadianto Nur Ocvanny Amir, SP., MP
NIP. 105 9010 0200 NIP. 105 1708
0608
Mengetahui :
Wakil Dekan 1 Fakultas
Pertanian Peternakan,
Universitas
Muhammadiyah Malang
Dr.
Ir. Aris Winaya, MM. M.Si
NIP . 19640514 199003
1 002
RINGKASAN
Judul : Strategi Pengendalian
Produksi Kerupuk Mentah Menggunakan PDCA (Plan,
Do, Check, dan Action)
Disusun oleh : Suherianto / 201510210311075
Pada
proses produksi kerupuk mentah dihadapkan oleh kualitas bahan baku tepung tapioka
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dianjurkan
teknik pengendalian produksi dengan menerapkan metode Plan, Do, Check, dan Action
dalam proses produksi agar kualitas
kerupuk mentah tetap stabil. Salah satu perusahaan kerupuk
mentah yang menerapkan metode PDCA adalah PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur.
Tujuan dari laporan Praktik Kerja Lapang ini ialah : 1) Mengetahui proses produksi
kerupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur, 2) Mengetahui faktor
keberhasilan dalam produksi kerupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur, dan 3) Mengetahui strategi metode Plan, Do, Check, dan
Action (PDCA) yang diterapkan dalam produksi
kerupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur.
Metode Pelaksanaan yang dipakai dalam kegiatan pratek kerja lapang di PT.
Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah Praktek kerja lapang, observasi,
wawancara, dokumentasi, dan studi literatur.
Hasil dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah : 1) Proses produksi
kerupuk mentah meliputi penerimaan bahan baku, pencampuran bahan baku, sortasi,
dan penimbangan dan pengemasan produk, 2) Faktor keberhasilan dalam produksi kerupuk
mentah meliputi adonan, tanggung jawab sumber daya manusia, kerja sama, dan
biaya produksi, dan 3) Strategi metode Plan, Do, Check, dan
Action (PDCA) yang diterapkan dalam
produksi kerupuk mentah meliputi mengembangkan rencana, melaksanakan rencana,
memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai, dan melakukan tindakan penyesuaian
bila diperlukan.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
rahmat,serta hidayah NYA sehingga penulis dapat melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapang yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 juli sampai 17 agustus 2017
di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur. Topik
yang dibahas oleh penulis adalah mengenai “Strategi Pengendalian Produksi Kerupuk Mentah
Menggunakan Plan, Do, Check, dan Action (PDCA) di PT. Indo Putra Harapan
Sukses Makmur”. Penulis menyadari bahwa pelaksanaan praktek kerja lapang tidak
akan berjalan lancar tanpa bantuan dari banyak pihak yang bersangkutan. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah rela membantu penulis dari
awal hingga penyusunan laporan praktek kerja lapang, yaiut kepada :
1. Allah
SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah NYA sehingga selesainya kegiatan
Praktek Kerja Lapang dari awal hingga akhir.
2. Kedua
orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.
3. Ibu
Ir. Dyah Erni W,
MM selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian-Pertanian Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Nur
Ocvanny
Amir, SP., MP selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapang yang dengan sabar membina penulis
untuk menyelasaikan tugas Praktek Kerja Lapang ini.
5. Bapak Sumadianto selaku direktur PT. Indo Putra Harapan
Sukses Makmur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan praktek kerja lapang di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur
Kediri.
6. Ibu
Ana Pitrisari selaku pembimbing
lapang yang dengan sabar membantu
penulis memberikan arahan, informasi, dan penjelasan
kepada penulis.
7. Seluruh
karyawan dan staf
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur Kediri
yang telah banyak membantu penulis selama proses praktek kerja lapang kurang
lebih satu bulan.
8. Hardika Dewantara, Bayu Krisa Minasa, dan Nugraha Satya
selaku teman seperjuangan dalam melaksanakan praktek kerja lapang.
9. Semua
teman–teman Agribisnis yang telah banyak memberikan doa, dukungan dan memberi
keceriaan disetiap pertemuan.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan praktek kerja lapang ini sehingga kritik dan saran dari
pembaca sangat dibutuhkan agar kemampuan dari penulis juga dapat berkembang.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam penyusanan laporan
praktek kerja lapang ini. Akhir kata, penulis berharap agar laporan praktek
kerja lapang ini berguna bagi pembaca dan terutama untuk mahasiswa Fakultas
Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih.
Malang, 17 Agustus 2017
Suherianto
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
DAFTAR
BAGAN
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan PKL
Kerupuk di
Indonesia termasuk salah satu makanan popular di tanah air. Kerupuk banyak digemari oleh masyarakat, selain sebagai
makanan ringan, kerupuk juga digunakan sebagai pelengkap makanan karena rasanya
yang gurih, enak dan lezat. Pada umumnya bahan
utama dari pembuatan kerupuk ini terbuat dari tepung dan ditambah beberapa
bumbu penyedap. Selain harganya terjangkau,
kerupuk juga mudah didapatkan.
Kerupuk juga ada
berbagai macam kemasan,
ada yang masih setengah
mentah dan sudah matang dengan
tingkat harga yang
bervariasi. Seiring berkembangnya zaman,
semakin beragamnya kerupuk yang beredar maka masyarakat pun lebih banyak
mendapatkan pilihan untuk mengkonsumsi kerupuk. Semakin banyak peminat kerupuk
mempengaruhi banyak industri krupuk yang berkembang pesat di daerah-daerah, baik
industri krupuk yang langsung dapat dinikmati ataupun yang masih setengah jadi
(krecek). Hal ini menyebabkan pola pikir masyarakat berkembang. Menjadikan
masyarakat lebih inovatif dan kreatif untuk berwirausaha dalam bidang pangan
khususnya krupuk.
Strategi
pengendalian produksi dalam pembuatan krupuk mentah sangat diperlukan dalam
proses pengolahan krupuk mentah, agar dapat menekan penggunaan input dan
meminimalisirkan total biaya produksi, juga meningkatkan kualitas dari krupuk
mentah (krecek). Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pihak industri
agar kedepannya lebih memperhatikan hal tersebut. Ketika ingin meningkatkan kualitas
produksi krupuk mentah, maka diperlukan suatu penerapan strategi pengendalian
produksi krupuk mentah tersebut. Setiap melakukan produksi alangkah baiknya
telah dipikirkan secara matang dan ditinjau kembali tentang mengembangkan
rencana (plan), melaksanakan rencana
(do), memerika dan meneliti hasil
produksi (check), dan melakukan
tindakan bila diperlukan (action)
agar pada proses produksi tidak terjadi kegagalan dalam produksi.
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah pabrik krupuk mentah yang telah
menerapkan strategi pengendalian produksinya menggunakan plan, do, check, dan action
dengan baik, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan permintaan pasar akan
krupuk mentah yang berkualitas untuk dijual dan diolah kepada masyarakat umum.
Berdasarkan
uraian di atas,
maka penting dilakukan PKL di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur dengan judul
“Strategi Pengendalian Produksi Krupuk Mentah Dengan Menerapkan PDAC di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur”
guna membekali mahasiswa melalui aplikasi lapang dan diperlukan pengetahuan dan
praktek mengenai beberapa pengolahan bahan tersebut untuk mengetahui cara pengolahan yang terbaik.
1.2
Tujuan PKL
Tujuan PKL di PT. Indo
Putra Harapan Sukses Makmur sebagai berikut :
1.
Mengetahui proses produksi
krupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur.
2.
Mengetahui faktor
keberhasilan dalam proses produksi krupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan
Sukses Makmur.
3.
Mengetahui strategi
metode PDCA (Plan, Do, Check, dan Action) yang diterapkan dalam
produksi krupuk mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur.
1.3
Manfaat PKL
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa
1.
Berlatih bekerja sama
dan berkomunikasi sebagai anggota team work..
2.
Memper dalam dan meningkatkan
kreativitas diri dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin
ilmu yang dimiliki, terutama
ilmu administrasi dan keuangan
3. Mempersiapkan
diri dalam menghadapi lingkungan kerja
serta berlatih menyesuaikan diri
dalam dunia usaha/dunia kerja di masa mendatang.
4.
Menambah wawasan dan
pengetahuan kerja sebagai bekal menghadapi dunia usaha/dunia kerja maupun
wirausaha mandiri.
1.3.2 Manfaat bagi Institusi Universitas
Muhamadiyah Malang
1.
Untuk mengevaluasi
kesesuaian kurikulum S1 Agribisnis dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia
kerja dan mempersiapkan wirausaha mandiri.
2.
Menjalin kerja sama
yang saling menguntungkan dengan dunia usaha atau dunia kerja khususnya pada PT Indo Putra Harapan
Sukses Makmur.
3.
Mempersiapkan bekal
pengetahuan dan keterampilan bagi wirausaha mandiri.
1.3.2 Manfaat bagi Instansi ( PT Indo Putra
Harapan Sukses Makmur)
1. Menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan dengan lembaga pendidikan tinggi,
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman praktik dibidang Agribisnis dan Industri.
3. Sebagai
sarana untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan kriteria tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh instansi, dilihat dari segi sumber daya manusia yang
dihasilkan lembaga pendidikan tinggi.
4. Membantu
tugas dari karyawan instansi atau perusahaan dalam bidang yang berhubungan
dengan pekerjaan yang bersangkutan.
BAB
II
METODE
PELAKSANAAN PKL
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Juli sampai 17
Agustus 2017 terhitung kurang lebih 30 hari aktif sesuai dengan proposal yang
diajukan kepada PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur. Adapun Hari kerja disetiap
minggunya mulai pukul 07.00 – 16.00.
Pratek
Kerja Lapang ini bertempat di PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur yang berlokasi di Dusun Bolorejo RT/RW 38/007, Desa Woonorejo,
Kecamatan
Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
2.2
Skala Usaha Mitra PKL
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur tergolong skala
usaha besar seperti yang telah dicantumkan pada Undang-Udang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2008 yaitu usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh bdan usaha dengan usaha dengan kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Pada UU 20 tahun 2008 tidak dijelaskan kriteria untuk
skala besar usaha besar melainkan hanya menjelaskan hingga kriteria usaha
menengah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000 (lima puluh miilyar rupiah).
Melihat dari 2 point usaha menengah yang sudah
dicantumkan, bahwa PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur memiliki kekayaan
beersih dan hasil penjumlahan yang lebih besar dibandingkan kriteria skala
usaha menengah.
Kriteria jumlah karyawan bedasarkan jumlah tenaga kerja
atau jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut :
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau
lebih)
2. Industru Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industru Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur termasuk skala usaha
besar memiliki karyawan lebih dari 100 dan dapat mengambil karyawan khusus
disetiap bidangnya. PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur juga sudah memiliki
banyak fasilitas perusahaan yang diberikan kepada karyawan agar dapat
mempermudah pekerjaan masing – masing karyawan.
2.3
Materi dan Alat atau
Kelengkapan PKL
1. Materi yang diperoleh sebagai
kelengkapan PKL antara lain sebagai berikut :
a.
Strategi pengendalian produksi krupuk mentah.
b.
Ilmu dasar tentang tentang aspek agribisnis yang dipelajari selama
perkuliahan.
c.
Pratikum – pratikum yang telah di tempuh dalam perkuliahan.
d.
Sosiolisasi dan Pembekalan sebelum melaksanakan kegiatan PKL.
2. Alat
yang digunakan sebagai kelengkapan PKL antara lain sebagai berikut :
a. Proposal
dan Surat Tugas PKL.
b. Buku
catatan kegiatan PKL.
c. Alat
bantu lainnya seperti laptop, notebook, buku pedoman, dan referensi.
2.4
Metode dan Teknis
Pelaksanaan PKL
Praktek
Kerja Lapang merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan diluar proses
belajar mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan/industri atau instansi yang
relevan. Pada saat mengikuti praktek kerja lapang secara langsung ini mahasiswa
mampu melihat secara langsung segala hal yang terjadi di dunia kerja secara
nyata dan membandingkan dengan seluruh teori yang telah diterima dibangku
perkuliahan. Selama proses pelaksanaan praktek kerja lapang, peserta praktek
kerja lapang dituntut untuk mampu menyerap ilmu secara langsung dan menganalisa
segala permasalahan dan kendala yang terjadi ditempat praktek. Berikut
merupakan Metode Pelaksanaan praktek kerja lapang yang peserta lakukan PT. Indo
Putra Harapan Sukses Makmur sebagai berikut :
1.
Praktek Lapang
Kegiatan praktek kerja lapang yang dilaksanakan di PT.
Indo Putra Harapan Sukses Makmur meliputi partisipasi dalam proses pembuatan
krupuk mentah bersama para pekerja seperti proses pembuatan adonan, melakukan
cetak manual dan cetak mesin krupuk mentah serta ikut dalam memilih hasil
cetakan yang tidak sesuai dengan standart bentuk krupuk mentah di PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur.
2.
Metode Observasi
Kegiatan observasi langsung ini dilakukan di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur meliputi pengamatan pada saat
pratek kerja seperti proses pembuatan adonan, proses sortisasi serta semua yang
berkaitan dengan penerapan aplikasi manajemen produksi yang dibimbing oleh
pembimbing lapang perusahaan, selain itu juga mengamati berita acara setiap
hari yang di buat oleh para team evaluasi untuk mengetahui apakah krupuk mentah
mengalami perubahan dari bentuk, rasa, dan aroma.
3.
Wawancara
Wawancara yaitu
suatu tehnik pengumpulan data memalui tatap
muka dengan pejabat yang berwenang. Tujuan dari dilaksanakanya wawancara ini
adalah untuk memperoleh data yang di perulakan secara langsung dengan megajukan
beberapa pertanyaan terkait topik yang akan di bahas keinforman atau pejabat
yang terkait.
4.
Dokumentasi
Dokumentasi
yang dilakukan pada praktek kerja lapang di PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur meliputi pengisian log book dan foto kegitan PKL.
Studi literatur
yang dilakukan pada waktu PKL di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur yaitu
meliputi membaca dan mempelajari referensi–referensi dalam bentuk buku maupun
informasi–informasi yang ada di internet tentang startegi pengendalian produksi
krupuk mentah menggunakan PDCA yang dilakukan PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur.
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1 Pengendalian Produksi
Pengendalian dan pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga
apa yang diharapkan dapat tercapai (Sofyan, 1998).
Adapun pengertian pengendalian kualitas usaha untuk mempertahankan mutu /
kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk
yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
1. Tujuan Pengendalian Kualitas
a. Agar barang hasil produksi dapat
mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi
dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari
produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi
sekecil mungkin.
d. Mengusahakan agar biaya produksi
dapat menjadi serendah mungkin (Sofyan, 1998).
2. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas
Menurut
Douglas C.Montgomery (2001:26) dan berdasarkan literature lain menyebutkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan
perusahaan adalah :
a. Kemampuan proses
Batas-batas yang ingin dicapai
haruslah disesuaikan dengan kemempuan proses yang ada. Tidak ada gunanya
mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau
kesanggupan proses yang ada.
b. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang
ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan
keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi
tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat
dipastikan dahulu apakah spesifikasi
tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan diatas sebelum
pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
c. Tingkat ke tidak sesuaian yang dapat diterima
Tujuan dilakukan pengendalian suatu
proses adalah dapat mengurangi produk yang ada dibawah standar seminimal
mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya
produk yang berada dibawah standar yang dapat diterima.
d. Biaya kualitas
Biaya
kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan
produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya
produk yang berkualitas.
1) Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
2) Biaya Deteksi / Penilaian ( Detection / Appraisal Cost )
3) Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
4) Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)
3. Langkah-langkah Pengendalian
Kualitas Pengendalian kualitas
Dilakukan
melaului proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian
kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (paln –
do – check action) yang
diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama
berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel). Siklus PDCA
umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-perubahan
untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan
datang.
Siklus PDCA
Gambar 1. Siklus PDCA
Sumber : Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano
and F. Robert Jacobs,
2001
Penjelasan
dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan rencana (Plan)
Merencanakan
spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi
pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian
kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
b. Melaksanakan rencana (Do)
Rencana
yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil
dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari
setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian,
yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar
sasaran dapat tercapai.
c. Memeriksa atau meneliti hasil yang
dicapai (Check)
Memeriksa
atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur,
sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.
Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan,
berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab
kegagalannya.
d. Melakukan tindakan penyesuaian bila
diperlukan (Action)
Penyesuaian
dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas.
Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari
timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran
baru
bagi perbaikan berikutnya (Nasution, 2005).
Untuk melaksanakan pengendalian
kualitas, terlebih dahulu perlu dipahami beberapa langkah dalam melaksanakan
pengendalian kualitas. Untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian dan
pengembangan kualitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan karakteristik
(atribut) kualitas.
b. Menentukan bagaimana cara mengukur
setiap karakteistik.
c. Menetapkan standar kualitas.
d. Menetapkan program inspeksi.
e. Mencari dan memperbaiki penyebab
kualitas yang rendah.
f. Terus-menerus melakukan perbaikan (Roger, 2007).
4. Tahapan
Pengendalian Kualitas.
Menurut Prawirosentono (2007) Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas
yang efektif, maka pengendalian terhadap kualitas suatu produk dapat
dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena
tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa standar kualitas
yang bias ditentukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil produksi diantaranya:
a. Standar kualitas bahan baku yang
akan digunakan.
b. Standar kualitas proses produksi
(mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya).
c. Standar kualitas barang setengah
jadi.
d. Standar kualitas barang jadi.
e. Standar administrasi, pengepakan dan
pengiriman produk akhir tersebut sampai ke tangan konsumen.
Sedangkan Sofjan Assauri (1998:210) menyatakan bahwa tahapan
pengendalian/ pengawasan kualitas terdiri dari 2 (dua) tingkatan antara lain:
a. Pengawasan selama pengolahan
(proses)
Yaitu dengan
mengambil contoh atau sampel produk pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan
dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik
atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat
diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Pengawasan yang
dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila
tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses
ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses.
b. Pengawasan atas barang hasil yang
telah diselesaikan
Walaupun telah
diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat -tingkat proses, tetapi hal ini
tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun
tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya hasil barang yang cukup
baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai
ke konsumen/ pembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas produk akhir.
3.1.1 Perencanaan
dan Pengendalian
Perencanaan sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan. Perencanaan
pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi (Supriyono, 2004).
Perencanaan merupakan proses
pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi yang realistis dan penentuan
strategi, kebijakan, program, prosedur, metode, sistem anggaran, dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan nasihat
itu, pada dasarnya strategi adalah suatu urutan pemilihan tujuan dan pemilihan
perlakuan sebagai upaya untuk mendapatkan goal yang telah ditentukan sebelumnya (Kholmi, 2009).
“Suatu perencanaan yang efektif didasarkan pada analisis
atas fakta dan membutuhkan cara berfikir yang reflektif, imajinasi, dan visi ke
depan” (Carter dan Usry, 2004:4). Suatu perusahaan juga perlu
melakukan pengendalian. Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai
tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor
terus menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang
diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana dan
jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan menurut (Carter, 2004).
3.1.2 Peramalan
Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang
berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk tersebut
dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan
suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa
variable peramal, sering berdasarkan data deret waktu histories. Peramalan
dapat menggunakan teknik-teknik peramalan yang bersifat formal maupun non fromal. Penentuan horizon
waktu peramalan akan tergantung pada situasi dan kondisi actual dari
masing-masing industri manufaktur serta tujuan dari peramalan itu sendiri.
Bagaimanapun juga, peramal (forecaster) harus
memilih interval ramalan (forecast interval) atau bagaimana seringnya mengembangkan suatu ramalan.
Alternatif yang umum dipilih adalah menggunakan interval waktu : harian,
mingguan, bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan. Disamping itu, peramal harus memilih banyaknya periode dimasa mendatang
yang akan diramalkan.
Dalam system peramalan berlaku aturan bahwa semakin jauh
periode dimasa mendatang yang diramalkan, dengan asumsi factor-faktor lain
tetap, hasil ramalan akan semakin kurang
akurat. Dengan demikian, semakin pangjang horizon waktu peramalan, hasil-hasil
ramalan akan semakin kurang akurat. Dalam industri manufaktur, pemilihan interval
waktu mingguan dimaksudkan untuk peramalan jangka pendek (short-range forecast), sedangkan
interval waktu bulanan untuk peramalan jangka menengah (mid-range forecast), dan interval
waktu triwulan untuk peramalan jangka panjang (long-range forecast) (Citra, 2015).
3.1.3 Fungsi Pengaendalian dan Evaluasi
Pengendalian berarti proses, cara,
perbuatan mengendalikan, pergerakan pengawasan atas kemajuan dengan
membandingkan hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan dengan hasil
pengawasan (Depdiknas, 2002).
Pengendalian atau pengawasan yang
dilakukan sering disalah artikan untuk sekedar mencari-cari kesalahan orang
lain. Padahal sesungguhnya pengendalian atau pengawasan ialah tugas untuk
mencocokkan program yang telah digariskan agar dilaksanakan sebagai mestinya.
Evaluasi dilakukan untuk melihat
pelaksanaan rencana yang lalu terwujud. Dari hasil telah dan penelitian itu,
maka dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaannya, sehingga
memerlukan tindak lanjut perbaikan dimasa datang (Hafidhuddin, 2001).
3.2 Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah harga yang dibayarkan untuk mengubah bahan mentah
jadi barang siap pakai. Biaya ini dibayarkan oleh divisi operasional, yang terdiri
dari harga bahan mentah, gaji tenaga kerja langsung dan biaya overhead
perusahaan (Sutrisno, 2001). Mengartikan cost sebagai beban yang terjadi karena
suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa
berikutnya (Soemarso, 2005).
Berdasrkan
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektifitas merupakan suatu
keadaan dimana perrusahaan mampu mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan atau
direncanakan sebelumnya. Adapun indikator yang menentukan
efektifitas pengendalian biaya produksi yaitu perbandingan biaya produksi yang
sesungguhnya dengan yang dianggarkan sebelumnya dan selisih perbandingan antara
anggaran dengan realisasi.
Pencapaian sebuah nilai efektifitas
berawal dari bagaimana sebuah perusahaanmenjalankan suatu pengendalian.
Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaannya sehingga dapat
ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi tanda bahawa bagi
organisasi atau unit-unit lainnya. penyimpangan tersebut digunakan dasar
evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang (Supriyono, 2000).
“pengendalian (control)
mengasumsikan bahwa telah ditetapkan suatu rencana tindakan atau standar untuk
mengukur prestasi pelaksana”(James, 1997).
“pengendalian biaya (cost
control) adalah perbandingan kerja actual dengan kinerja standar,
penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna mengidentifikasikan
penyebab-penyebab yang dapat dikendallikan dan pengambilan tindakan untuk dapat
membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian pada masa yang akan
datang”(Henry, 2002).
3.2.1 Proses Pengendalian Biaya
Pada
proses pengendalian meliputi empat langkah dasar sebagai
berikut :
1.
Menetapkan
standar pengukuran (anggaran)
2.
Membandingkan
realisasi dengan standar (anggaran )
3.
Mencari
sebab-sebab terjadinya penyimpangan (analisis Varians)
4.
Mengambil
tindakan koreksi (perbaikan) (Felix, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis lebih menekankan
perhatian pada anggaran biaya produksi sebagai salah satu alat perencanaan dan
alat pengendalian jangka pendek, agar anggaran tersebut dapat dipakai membantu
manajemen dalam membawa perusahaan sedekat mungkin dengan tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu dengan menggunakan anggaran biaya produksi sebagai salah satu
tolok ukur dalam pengendalian biaya produksi.
BAB
IV
PROFIL
DAN GAMBARAN UMUM INDUSTRI
4.1 Visi dan Misi Industri Mitra
Adapun
Visi dan Misi PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah
sebagai berikut
:
Visi
Visi dari PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur yaitu
Menjadi perusahaan terdepan
penghasil kerupuk
mentah terbaik di Indonesia.
Misi
Misi dari PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur yaitu
1. Selalu
berinovasi untuk penyempurnaan produk
2. Meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk
3. Memperluas
dan menguatkan system pemasaran produk
4.2 Stuktur Organisasi Industry Mitra
Adapun Struktur Organisasi
yang terdapat di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur yang terdiri dari
Direktur, Satpam, Administrasi, dan Manager
Produksi yang terbagi menjadi Supervisor
dan Quality Control. Struktur
Organisasi yang terdapat di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur dapat dilihat pada
bagan dibawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI
PT.
INDO PUTRA HARAPAN SUKSES MAKMUR
Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur
4.3
Tugas dan Wewenang
Mitra Pamong Industri Mitra
Adapun
Tugas dan Wewenang di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah sebagai
berikut:
1. Pemimpin / Direktur
Penentuan Kebijaksanaan Keputusa Mengatur jalannya
perusahaan secara global.
2.
Satpam
Keamanan
perusahaan dan tenaga kerja dilingkungan.
3.
Admin
Admin Terbagi menjadi 2 yaitu administrasi dan Pergudangan.
1. Administrasi menjalankan aktivitas pengadaan dan penjualan barang.
2.
Pergudangan,
bagian penyetokan bahan baku dan baran jadi.
4.
Kepala
Teknis Produksi
a.
Mandor :
Mengawasi seluruh jalannya proses produksi mulai
dari awal hingga produksi akhir.
b.
Quality control : Pemilihan
hasil cetakan yang layak jual dan tidak
1.
Harian
Pekerja
serabutan atau borongan.
2.
Operator
mixer tepung
Tenaga
yang mengoprasikan mesin mixer untuk pembuatan
adonan
3.
Boiler
Tenaga yang khusus Menangani pembakaran
(Operator ketel).
4.
Dryer
Tenaga yang bertanggung Jawab menangani pengeringan
produk yang telah di steam hingga pengemasan.
5.
Operator
mesin
Tenaga yang menjalakan mesin produksi untuk karyawan
cetak dan mesin steam untuk pengukusan hasil cetakan.
6.
Teknisi
Tenaga
yang bertugas Memaimtenance seluruh mesin-mesin yang digunakan untuk menunjang
jalannya aktivitas produksi kerupuk, termasuk juga genset.
7.
Cleaning servis
Tenan yang
difungsikan untuk menjaga kebersihan seluruh area perusahaan.
8.
Karyawan
cetak
Tenaga kerja
yang dikhususkan untuk mencetak adonan krupuk menjadi berbagai jenis ukuran
kerupuk atau yang diinginkan pasar.
4.4 Profil
Industri dan Gambaran Umum Mitra PKL
Adapun Profil dan
Gambaran Umum yang ada di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah sebagai
berikut :
1.
Profil PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur
Gambar
2. Profil Perusahaan PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur
Nama : PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur
Berdiri : 1998
Pendiri : SUMADIANTO
Alamat : Dusun Bolorejo RT/RW 38/007 Desa Woonorejo,
kecamatan
Wates,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
2.
Gambaran Umum PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur
Gambar 3.
Gambaran Umum
PT.
Indo Putra Harapan Sukses Makmur adalah perusahaan yang bergerak dibidang
industri Krupuk Mentah yang didirikan oleh Sumadianto. Selain krupuk mentah PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur juga menghasilkan gula merah. Dua industri ini memiliki sejarah yang berbeda–beda. Untuk
industri krupuk mentah didirikan tahun 1998, yang hanya memproduksi 50 kg per hari, dan masih berbentuk UD dengan nama UD PUTRA
HARAPAN. Semakin lama wilayah pemasaran semakin berkembang dan perusahaan
mengalami kekurangan hasil produksi. Pada akhirnya perusahaan PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur membeli produk dari perusahaan lain. Dengan membeli
kerupuk dari perusahaan lain justru menimbulkan permasalahan dari pelanggan
karena kualitas dan rasa kerupuk bervariasi. Dengan kondisi seperti ini membuat perusahaan berfikir keras dan akhirnya
dituntut untuk mengembangkan perusahaan sendiri.
Perkembangan
ini diikuti dengan perkembangan pasar yang semakin meluas. Hingga perusahaan
mendapatkan suatu kendala yaitu kesulitan dalam proses pengeringan disaat musim
penghujan. Hal
tersebut membuat pimpinan PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur kembali berfikir untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Hingga pada tahun 2004 pemimpin perusahaan
bereksperimen untuk membuat mesin pengering dan mulai meraih sukses dengan
system pengering tersebut pada tahun 2007.
Dengan
adanya mesin pengering tersebut, omset
perusahaan semakin meningkat hingga 100%, dan pemasaranpun semakin berkembang.
Selain itu, kualitas produk semakin meningkat dengan adanya mesin pengering
tersebut. Bedasarkan dari pengalaman konsumen, produk dari PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur berbeda dengan
produk dari perusahaan krupuk mentah lainnya. Selain rasa yang enak, produk
tidak mudah melempen dan tidak boros minyak garing
dalam penggorengannya. Inilah kenapa produksi krupuk mentah perusahaan semakin
eksis dan semakin banyak diminati oleh para penggemar krupuk.
Disamping
memproduksi krupuk mentah, perusahaan memproduksi gula merah. Di tahun 2012
mendirikan pabrik gula merah karena saya berpikir bahwa di daerah Kediri dan
sekitar memiliki hasil panen tebu yang melimpah. Hasil ampas yang dihasilkan
dari penggilingan tebu ini, nisa dimanfaatkan untuk pembakaran. Pada bulan
januari 2013 mengubah nama UD. Putra Harapan menjadi CV. Bolodewo Food
Industri, dan di januari 2016 dari CV. Bolodewo Food Industri menjadi PT. Indo
Putra Harapan Sukses Makmur. Di tahun 2017 mendirikan pabrik produksi selai nanas karena saya berpikir
bawah di daerah kediri dan sekitarnya memiliki hasil panen buah nanas yang
berlimpah.
4.5
Jenis Usaha atau
Kegiatan Industri
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur merupakan salah satu
pabrik yang menghasilkan kerupuk mentah (krecek), gula merah, selai nanas, dan
kecap yang terletak di Dusun. Bolorejo RT/RW 38/007 Desa Woonorejo, Kecamatan
Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
BAB V
HASIL
DAN PEMBAHASAN KEGIATAN PKL
5.1
Proses Produksi
Krupuk Mentah
PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur memiliki beberapa tahapan dalam produksi agar menghasilkan poduk atau barang
sesuai dengan strategi yang telah ditentukan
oleh PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur. Tahapan dalam proses sebagai berikut
:
1. Penerimaan
Bahan Baku
Setelah tepung
tapioka sampai di
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur, tepung tersebut diperiksa terlebih dahulu
untuk mengurangi kesalahan dalam proses produksi karena tidak semua tepung
jenis tapioka yang dikirim oleh pabrik tepung memiliki kualitas yang sama.
Tepung yang
sudah diperiksa oleh team evaluasi akan diproses menjadi bahan utama dari pembuatan
kerupuk mentah (krecek). Selain tepung tapioka juga ada bahan lain adalah
bumbu – bumbu khusus yang sudah dibuat oleh PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur sebagai bahan campuran tepung.
2. Proses
Produksi kerupuk mentah
(krecek)
a. Pembuatan Adonan
1) Tepung campuran
Tepung campuran adalah adonan
tepung khusus dari PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur untuk dijadikan campuran
dalam pembuatan adonan krupuk mentah (krecek). Pembuatan tepung campuran itu
meliputi tepung tapioka yang sudah diperiksa kualitasnya dan bumbu-bumbu yang
hanya diketahui oleh perusahaan.
2) Tepung Biasa
Tepung biasa adalah tepung
tapioka yang di jadikan bahan utama dalam pembuatan krupuk mentah. Pembuatan
tepung biasa meliputi tepung tapioka 125 kg dan air panas secukupnya.
Setelah pembuatan tepung campuran dan tepung biasa, maka
akan dilanjutkan ke tahap pencapuran adonan yaitu sebagai berikut/;
1) tapioka
125 kg akan di masukka di mixer
2)
persiapkan tepung
campuran 25 kg
3)
masukkan tepung
campuran 25 kg dan tepung Biasa 125 kg ke dalam mesik balok, di dalam mesin
balok akan mengalami pencapuran dan pengadukan selama 10 menit.
4)
Setelah tercampur
rata masukkan ke dalam wadah besar untuk di cetak menjadi krupuk mentah.
b.
Proses Cetakan
Krupuk Mentah
Setelah adonan yang sudah siap
dicetak dimasukkan ke dalam mesin cetak manual dan mesin cetak otomatis untuk
dicetak menjadi kerupuk mentah (krecek).
Gambar 4. Mesin Cetakan
Otomatis
Mesin cetak otomatis tersebut dikendalikan oleh sistem
secara otomatis dan mampu memproduksi kerupuk mentah 1 ton per hari.
Gambar 5. Mesin Cetak Manual
Mesin cetak manual tersebut mencetak krupuk mentah dengan
menggunakan tenaga manusia dan mampu memproduksi 3,5 ton kerupuk mentah setiap
hari.
c. Proses Perebusan
Setelah adonan dicetak menjadi
kerupuk mentah (krecek) setengah jadi. Krecek akan dimasukan ke dalam mesin steam untuk proses perebusan. Proses
perebusan di lakukan secara otomatis, jika sudah mencapai suhu maksimum 96,6
derajat celcius, maka proses perebusan selasai. Fungsi dari mesin steam sebagai berikut :
1)
Menghilangkan kadar
air yang ada di krupuk mentah
2)
Mengubah tekstur
krupuk mentah menjadi lunak
3)
Mengembangkan
krupuk mentah
4)
Mengilangkan
bakteri yang ada di dalam krupuk mentah
d.
Proses Pengeringan
Krupuk Mentah
Kemudian krecek yang sudah direbus di
dalam mesin steam akan dimasukkan ke
dalam mesin oven untuk mengeringkan krecek. Proses pengeringan berlangsung selama 1 jam. Proses pengeringan akan dilakukan
dengan suhu makmimal 1.300 derajat Celsius dan proses oven krupuk mentah akan diawasi dengan manual untuk
mengetahui kondisi krecek mentah yang
sudah kering.
Fungsi dari mesin oven dalam produksi krupuk mentah yaitu :
1)
Menghilangkan kadar
air di dalam krupuk mentah
2)
Mengubah tekstur
krupuk mentah menjadi keras
3)
Mengurangi bobot
dari 1 cetakan krupuk mentah
3. Sortasi
Tahap sortasi
dilakukan oleh quality control untuk
memeriksa hasil produksi sesuai dengan bentuk fisik atau bentuk cetakan yang
sesuai dengan standar bentuk fisik cetakan PT. Indo Putra Harapan Sukses
makmur. Tahap–tahap sortasi dilakukan 3 kali yaitu :
a. Sortasi dilakukan oleh quality control saat proses percetakan berlangsung
b. Sortasi dilakukan oleh quality control saat krecek sudah dalam
proses mesin steam
c. Sortasi dilakukan oleh quality control saat proses pengemasan
4. Penimbangan
dan Pengemasan Produk
Pada proses
penimbangan akan ditimbang menggunakan alat timbang. Krecek akan ditimbang
sesuai dengan kemasan yaitu kemasan satu sak 25 kg dan kemasan satu bal 5 kg.
setalah melalui tahap penimbangan produk akan dikemas sesuai dengan pengemasan
jenis satu sak dan jenis satu bal.
Gambar 6. Proses Pengemasan dan Penimbangan
Pada
gambar diatas proses pengemasan dan penimbang
dengan cara manual bertujuan agar karyawan pengemasan dan penimbangan
dapat mengsortir kerupuk yang tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
5.2 Faktor Kebehasilan dalam Proses Produksi
Krupuk Mentah
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur menentukan
beberapa Faktor-Faktor keberhasilan dalam produksi kerupuk mentah
(krecek) di antaranya sebagai berikut:
1. Adonan
Dalam
proses pembutan adonan di PT
Indo Putra Harapan Sukses Makmur mengunakan adonan khusus. Bahan utama dalam
proses produksi adalah tepung Tapioka. Adonan berperan penting dalam keberhasilan
proses produksi yang telah ditetapkan
oleh PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur. Kriteria dalam keberhasilan proses produksi krupuk
mentah di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur sebagai
berikut :
a. Rasa
dan Aroma
Kerupuk
yang di hasilkan PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur memiliki rasa dan aroma
yang berbeda dengan produk perusahaan kerupuk lainnya. Setelah mengalami proses penggorengan. Kerupuk yang
dihasilkan akan memiliki Rasa enak, gurih, rasa
bawang dan udang. Untuk aroma yang di hasilkan setelah mengalami
proses penggorengan krupuk yaitu memiliki aroma bawang.
b. Bentuk
Kerupuk Mentah
Dari
segi fisik bentuk kerupuk (krecek) yang dihasilkan oleh PT. Indo Putra Harapan
Sukses Makmur sangat menarik dan unik berbeda dengan hasil produksi perusahaan
kerupuk (krecek) lainnya. Bentuk kerupuk
mentah yang dihasilkan memiliki bentuk cetakan batik garis krupuk yang unik.
Gambar 7. Bentuk Krupuk Mentah
c. Hasil
Penggorengan Krupuk Mentah
Team
evaluasi yang ada di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur menguji hasil
produksi kerupuk mentah dengan mengolah kerupuk mentah (krecek) menjadi kerupuk Masak. Hasil yang diperoleh
dalam penggoreng sebagai berikut
:
1) Saat
penggoreng berlangsung kerupuk mentah lebih irit minyak
2) Kerupuk
yang dihasilkan mekar secara maksimal
3) Kerupuk
tidak cepat melempen
4) Memiliki warna yang menarik
Gambar 8. Hasil Penggorengan
Kerupuk Mentah
2. Tanggung
Jawab Sumber Daya Manusia
PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur memiliki
peran dari tanggung jawab setiap SDM sangat berperan penting didalam menentukan
kebersilan produksi dan menjaga pengendalian produksi agar tetap stabil,
sebagai berikut :
a. Tanggung
jawab pekerja bagian ulet
b. Tanggung
jawab pekerja cetak manual dan cetak mesin
c. Tanggung
jawab quality control
d. Tanggung
jawab bagian pengemasan
3. Kerja
sama
PT. Indo putra Harapan
Sukses Makmur sangat ditanamkan rasa kerja sama yang tinggi antar karyawan, sehingga tercipta hasil
Produksi yang memenuhi standar mutu kualitas perusahaan.
4.
Biaya Produksi
Di
dalam PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur diharapkan dapat memaksimalkan biaya
produksi yang akan dikeluarkan agar mendapat keuntungan yang maksimal tetapi
menghasilkan produksi yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar.
5.3 Strategi
Metode Pengendalian PDCA dalam Produksi Krupuk Mentah
Siklus
PDCA yang dijalankan di PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur sebagai berikut :
1. Mengembangkan rencana (Plan)
Mengembangkan rencana produksi yang akan diproduksi dengan standar kualitas
perusahaan agar meminimalisirkan kegagalan dalam proses produksi, memberikan
arahan pada bawahan sebelum memulai proses produksi akan pentingnya menjaga dan
mengendalikan proses
produksi agar stabil dan akan dilakukan
pengembangan pengendalian kualitas produksi. Cara mengembangkan rencana di PT. Indo
Putra Harapan Sukses Makmur adalah sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan Pada Tepung
Sebelum melakukan proses produksi di PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur melakukan pemeriksaan terhadap tepung tapioka yang akan
di gunakan untuk bahan utama dalam proses produksi krupuk mentah. Tujuan
dilakukan pemeriksaan terhadap tepung karena kualitas tepung yang berbeda-beda
membuat komposisi bahan campuran proses produksi kerupuk mentah berbeda-beda.
Cara memeriksa kualitas tepung yang bagus untuk di proses menjadi kerupuk
mentah yaitu tepung kering, tidak mengumpal, putih mulus, lembut, tidak
berkutu, dan tidak berbau apek.
b.
Pemilihan Bahan Baku Khusus
Sesudah melakukan pemeriksaan terhadap tepung tapioka,
maka akan mengetahui tingkatan kualitas tepung yang akan di produksi. Jika
sudah dapat menentukan tingkat kualitas tepung tapioka, maka akan dilanjutkan
ke pembuatan komposisi bumbu khusus yang sesuai dengan tingkat kualitas tepung
tapioka yang sudah di periksa sebagai bahan campuran dalam proses produksi agar
menghasilkan kualitas produksi yang berkualitas.
2.
Melaksanakan rencana (Do)
Rencana
yang telah disusun oleh team evaluasi PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur
diimplementasikan secara
bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai
dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam melaksanakan
rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana
dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran Produksi dapat tercapai. Cara melaksanakan
rencana adalah sebagai berikut :
a.
Pembuatan Adonan
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap tepung yang akan
di produksi. Langkah selanjutnya adalah membuat adonan krupuk mentah yang
berkualitas sesuai dengan rencana yang direncanakan.
b.
Pembagian Tugas Karyawan
Pembagian tugas untuk karyawan dilakukan sesuai dengan
kemampuan para karyawan dan di tempatkan sesuai bidang kemampuan karyawan.
Karyawan akan di awasi oleh quality
qontrol untuk meminimalisirkan terjadinya kesalahan saat proses produksi
berlangsung.
3.
Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)
Team
evaluasi memeriksa atau meneliti setiap hari pada pukul 15:00 WIB setelah produksi guna untuk melihat dan
merasakan hasil produksi sesuai dengan standar mutu PT. Indo Putra Harapan
Sukses Makmur. Cara yang dilakukan untuk memeriksa hasil produksi meliputi memantau sesuai rencana serta
memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan, Membandingkan kualitas hasil
produksi dengan standar yang telah ditetapkan, membandingkan hasil produksi dengan produksi
sebelumnya, dan memeriksa biaya produksi yang di keluarkan.
4. Melakukan tindakan penyesuaian bila
diperlukan (Action)
PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur melakukan tindakan Penyesuaian bila dianggap perlu. Penyesuaian berkaitan
dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah
yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya. Tindakan
penyesuaian dilakukan ketika terjadi kegagalan produksi dan hasil produuksi
tidak sesuai permintaan konsumen.
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan
Strategi Pengendalian Produksi Kerupuk Mentah Menggunakan PDCA agaar tercipta
hasil produksi kerupuk mentah yang berkualitas dan bersaing di pasar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
PT.
Indo Putra Harapan Sukses Makmur merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri yang
memproduksi kerupuk mentah (krecek).
Dari kegiatan PKL yang telah peserta lakukan dapat menyimputkan Hasil
pembahasan penulis sebagai berikut :
1.
Produksi kerupuk
mentah meliputi penerimaan bahan baku, proses pembuatan krupuk mentah, sortasi,
dan penimbangan dan pengemasan krupuk
mentah sudah berjalan dengan baik.
2.
Faktor-faktor
keberhasilan dalam proses krupuk mentah meliputi adonan, tanggung jawab sumber
daya manusia, kerja sama dan biaya produksi.
3. Strategi Metode Plan, Do, Check, dan Action (PDCA) yang di terapkan dalam produksi krupuk mentah di
PT. Indo Putra Harapan Sukses Makmur meliputi mengembangkan rencana,
melaksanakan rencana, memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai, dan melakukan
tindakan penyesuaian bila diperlukan.
6.2 Saran
Dari kegiatan
PKL yang telah peserta lakukan mengemukakan beberapa saran kepada PT. Indo
Putra Harapan Sukses Makmur agar kedepannya peserta PKL dari universitas
lainnya dapat melaksanakan kegiatan PKL dengan lebih baik. PT. Indo Putra
Harapan Sukses Makmur sebaiknya menyediakan ruang kerja bagi peserta PKL,
karena penempatan ruang kantor sebagai ruang kerja bagi peserta PKL hanya
bersifat sementara.
PT.
Indo Indro Putra Harapan Sukses Makmur pada proses produksi mengunakan mesin
cetak otomatis agar segera menemukan solusi kendala dalam percetakan mesin agar
mesin cetak otomatis dapat memproduksi dalam skala besar dan mesin cetak
otomatis dapat mengimbangi hasil produksi dari mesin cetak manual agar proses
produksi maksimal.
Bagi PT. Indo Putra Harapan Sukses
Makmur hendaknya perusahaan lebih mengawasi karyawan-karyawan yang bekerja
belum memaksimalkan kinerja kerjanya, sehingga apa yang diharapkan dan di
targetkan perusahaan tercapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Deming, Dr. W. Edwards. siklus deming (Deming Cycle/
Deming Wheel). Amerika
Depdiknas.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Diana, Khairani Sofyan.
2013. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha
ilmu.
Hafidhuddin, Didin.
2001. Dakwah Atual. Jakarta: Gema
Insani.
Handoko, T. Hani.
2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Nasution. 2005. Siklus Plan, Do, Check, dan Actian dalam
Pengendalian Kualitas produksi.
Novianti, Ctira.
2015. Simulasi Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Produksi pada Perusahaan Manufaktur. Universitas komputer
Indonesia.
Reksohadiprodjo,
Prof. Dr. Sujanto, M.Com. 2008. Manajemen
Produksi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Rosa, Edy Safni dan
Suharmiati. 2012. Peranan Sistem
Pengendalian Persedian Bahan Baku dalam Menunjang Efektivitas Proses Produksi. STIE Kesatuan.
Rosidah, Euis dan
Cepi krisnandi. 2008. Peranan Anggaran
Biaya Produksi Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Biaya Produksi.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Roger. 2007. Pengendalian Kualitas produksi.
Jakarta.
Simon, A.
Burtonshaw. 2011. Alat dan Teknik
Analisis Manajemen. Wiley Indeks. Jakarta
Sofyan. 1998. Pengawasan dan Pengendalian. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Islam.
Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Kegiatan Praktek Kerja
Lapang
Penimbangan Tepung
|
Mesin
|
Mesin
|
Pengadukan adonan
|
Memasukkan Adonan
|
Mesin Cetak Otomatis
|
Mesin Cetak Manual
|
Tempat Hasil Cetakan
|
Mesin Steam
|
Mesin Oven
|
Pengemasan
|
Penimbangan
|
Lampiran 2. Lanjutan
Kerupuk Mentah Yang sudah dikemas
|
Proses Penggorengan
|
Hasil Penggorengan
|
Kemasan Untuk Supermarket
|
Wawancara Dengan Mandor Produksi
|
Wawancara Dengan Distributor Jawa Timur
|
Lampiran
3. Volume Produksi Mingguan cetakan
manual
Jenis Produk
|
Volume Produksi (ton)
|
Harga per kg (Rp)
|
Jenis check
210 – 225
|
12
|
11.900
|
Jenis check
105 – 180
|
9
|
11.900
|
Lampiran
4. Volume Produksi Mingguan cetakan
mesin
Jenis Produk
|
Volume Produksi (ton)
|
Harga per kg (Rp)
|
Jenis check
T2 – 300 dan T3 – 220
|
3,6
|
11.300
|
Jenis check
T3 – 130 dan T4 – 110
|
2,4
|
11.300
|